Musisi Islami Amerika Menggelar Konser di Pontianak
Tanah sisa hujan semalam masih basah. Debu pun tak bersisa lagi. Namun, panitia dari Festival Seni Budaya Melayu (FSBM) VI MAMB Kalbar menunggu Debu mendarat di bandara Supadio. Tentu, Debu yang satu ini beda dengan debu di atas. Rombongan musisi Islami asal Amerika itu tepat menjejakkan kaki ke Pontianak, sekitar pukul 9.30 pagi kemarin.
Moeslim Minhard, Pontianak
PALING gampang menemukan rombongan Debu diantara penumpang lainnya. Yang pasti bule, dengan tampilan cukup modis serta rambut dikuncir. Ya, itu Mustafa Aal Daod. Lead vocal sekaligus pemain instrument Arabian Afrika seperti Oud, Baglama ataupun Harmonium. Sayang, cuma enam orang Debu yang tampil di Pontianak tadi malam. Mereka masing-masing Saleem Aal Daood (suling sunda, suling Tiongkok, flute & backing vocal), Daood Aal Daood (drums, jembe, cajon, dumbek & backing vocal), Ali Mujahid Abdullah (bass 6 senar & backing vocal) dan Luthfi Rahimi (Tabla, dumbek dan perkusi).
Personal lainnya, seperti Dhimas Thoto (Gitar Flamenco), Naseem Nahid (Tamborine), Ahmad Abbuska (Santur), Syakura Yasirah (Biola, Baglama & Backing Vocal), Nadira Andriani (Kanun), Fatimah Zahra (Keyboards) dan Fatimah Husniah (Cello) tidak ikut. Ini pun disesuaikan dengan manajemen Debu yang membagi penampilan mereka menjadi dua. Full team dengan (12-14 personal) atau Smaller team (5-7 personal). Artinya tampilan mereka di Rumah Melayu tadi malam dalam format Smaller Team.Seluruh atau pemain Debu, mampu memainkan 15 jenis alat musik dan mereka tampil selama 45 - 90 menit.
Debu adalah kelompok musik tanah air yang dikenal membawakan lagu berlirik Sufi nanIslami. Setiap lagu sarat dengan pesan spiritual yang dikemas dalam sebuah pertunjukan musik, rohani Islami. Dengan kekuatan irama dan syair serta latar belakang kebangsaan, Amerika (Negara bagian New Mexico) kelompok Al Daod ini merambah Malaysia kemudian Indonesia.Dalam waktu dekat, promo Mustafa, pihaknya sedang menjajaki untuk melawat negerinya para mullah, Iran untuk gelar konser di sana. Sebelumnya, beberapa negeri seperti Belanda,Toronto - Kanada, Turki. Apalagi album perdana mereka juga dirilis dalam bahasa Arab. Di Syria dan Arab Saudi. Demikian syair - syair Syekh Fattaah mereka petik ditulis dalam 9 bahasa. Diantaranya bahasa Inggris, Arab, Parsi, Itali, Cina, Spanyol dan Turki. Terakhir tentu saja, bahasa Indonesia.
Debu dikenal saat mengeluarkan Mabuk Cinta. Tahun berikutnya dirilis Makin Mabuk, Nyawa & Cinta serta Gubahan Pecinta yang mereka rilis dari buku syair sufi Syekh Fattaah. Mini album Dianggap Gila dirilis Agustus 2010 lalu. Inilah lagu yang dilantunkan olehnya tadi malam, yang sempat molor akibat hujan yang terus mengguyur. Menurut Mustafa, sebenarnya menjejakkan kaki di Kalbar sudah dua kali. Yang pertama di Sambas.Senangnya, menurut ayah satu orang anak (putranya juga ikut tampil tadi malam), dia dan rombongan selalu mendapat sambutan hangat di sini. Saat check sound kemarin, sebelum ke masjid Mujahiddin untuk salat Jumat, di rumah Melayu dia pun mendapatkan acara penyambutan.
‘’Surprise sekali. Saya dan rombongan merasa amat tersanjung,’’ ujarnya yang mengenakan busana hitam-hitam, kontras dengan rambut pirangnya yang dikuncir. Demikian juga saat salat. Rampung salat, dia pun tak sungkan ketika banyak diantaranya meminta foto atau pun sekadar bertanya ini dan itu. Sementara saat tampil tadi malam. Personal Debu mengenakan seperti busana Turki. Gombrong dengan banyak warna.Tampilan mereka pun cukup modis. Sayang, lagi-lagi hujan jadi masalah. Pun demikian, meski masih rintik-rintik pertunjukan tetap digulirkan. Dan penonton ikut larut dengan permainan instrument serta vocal Mustafa yang memang sedikit berbeda dengan yang lain. Nuansa marawis sedikit kental. Meski Debu tetap dominan menampilkan lagu-lagu dengan lirik berbahasa Indonesia. Terlebih ketika Mustafa dan Abdullah, 10 tahun, ayah dan anak itu berkolaborasi. Musstafa dengan gitar sedang sang putra tersayang dengan biolanya. Tampilan yang cukup memukau.
Seorang ibu, Hasanah, 37 tahun, mengaku dari kawasan Jeruju datang untuk melihat aksi Debu. Menurutnya, dia sengaja datang karena ingin melihat Debu secara langsung, Khususnya Mustafa. Selama ini, hanya sering dilihat di televisi. Itu pun saat Ramadhan atau pun menjelang hari besar Islam.‘’Jadi kalau sudah ke sini, ya memang harus dilihat. Apalagi vokalisnya ganteng. Siapa namanya? Mustafa ya,’’ ujar ibu tiga anak yang berkerudung ini tertawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar